
Saksi Unik Ketangkasan Raja Tadho
Terdapat tiga peninggalan meriam yang ada di Desa Tadho. Setiap meriam memiliki ceritanya tersendiri. Salah satu yang masih lestari adalah meriam di Desa Tadho Tengah. Meriam berukuran sedang ini diletakkan di depan rumah keturunan raja pertama Tadho, yaitu Raja Nggoti. Meriam tersebut ditopang oleh sebuah tembok yang dilukis dengan pohon beringin, pepatah dari leluhur Tadho, motif tenun di bagian kanan dan kirinya, serta pisang dengan tiga cabang yang melambangkan suku Nanu, Wire, dan Tadho.
Menurut masyarakat lokal, meriam ini merupakan pemberian Portugis kepada Raja Nggoti sebagai bentuk pengakuan akan ketangguhannya memimpin ketiga suku besar serta suku-suku lain yang berhasil ditaklukkan. Dahulu, meriam ini dimanfaatkan masyarakat Tadho yang masih tinggal di Kampung Lama untuk melawan para perompak yang datang melalui jalur laut. Namun, pada tahun 1942, masyarakat Tadho turun menuju pesisir dengan membawa meriam dan menjaganya hingga hari ini.
Ketekunan Masyarakat Desa Tadho dalam Melestarikan Budaya
Meskipun meriam tersebut sudah tidak berfungsi, tetapi ia masih menjadi bagian penting dari berbagai prosesi adat di Tadho. Masyarakat percaya bahwa meriam yang merupakan peninggalan leluhur tersebut harus terus dilestarikan. Pada tradisi Mbela Tadho, misalnya, terdapat prosesi meminta berkat leluhur melalui meriam dan diiringi dengan lantunan syair berbahasan Babowae. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tadho begitu ulet dan tekun dalam menjalani setiap budaya yang mereka warisi.
Comments are closed